10 Negara yang Paling Menderita akibat Krisis Kelaparan,Kongo Teratas

Krisis Pangan Global: Sebuah Tantangan yang Belum Terselesaikan

Krisis pangan global terus membayangi dunia, menjadi salah satu masalah kemanusiaan paling mendesak di era modern. Sejak didirikannya World Food Programme (WFP) oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 1963, upaya penanggulangan kelaparan belum mencapai titik akhir yang memuaskan. Berbagai faktor, mulai dari dampak perubahan iklim yang semakin terasa hingga lonjakan harga pangan dan bahan bakar, telah mendorong jutaan orang ke ambang kelaparan setiap harinya.

Saat ini, diperkirakan hampir 350 juta orang di seluruh dunia menghadapi tingkat kelaparan yang ekstrem. Dari jumlah tersebut, sekitar 49 juta orang berada dalam kondisi yang sangat kritis, terancam kelaparan. Di balik angka-angka yang mencengangkan ini, terdapat individu-individu yang menderita akibat dampak buruk kelaparan, termasuk anak-anak, perempuan, dan laki-laki. Ironisnya, ibu-ibu yang kekurangan gizi seringkali melahirkan bayi-bayi yang juga kekurangan gizi, sehingga mewariskan masalah kelaparan dari generasi ke generasi. Kondisi ini juga menghambat pertumbuhan fisik dan kognitif anak-anak, menciptakan lingkaran setan yang sulit diputus.

Read More

Beberapa krisis kelaparan paling signifikan yang terjadi baru-baru ini, seperti yang terjadi di Ukraina, menambah daftar panjang tantangan yang dihadapi dunia. Sementara itu, krisis kelaparan di negara-negara seperti Yaman dan Suriah telah berlangsung dan memburuk selama lebih dari satu dekade, menunjukkan kompleksitas dan resistensi masalah ini terhadap solusi jangka pendek.

Berikut adalah gambaran mengenai 10 negara yang paling terdampak oleh krisis kelaparan, yang menggambarkan skala dan kompleksitas masalah ini:

  1. Republik Demokratik Kongo (RDK)

    • Jumlah orang yang menghadapi kelaparan ekstrem: 23,4 juta
    • Pendorong utama kelaparan: Konflik dan pengungsian.
    • RDK menghadapi krisis kelaparan terbesar di dunia, yang dipicu oleh konflik bersenjata dan kemiskinan yang telah berlangsung selama lebih dari 25 tahun. Lebih dari 6 juta orang telah mengungsi dari rumah mereka akibat konflik ini.
    • Afghanistan

    • Jumlah orang yang menghadapi kelaparan ekstrem: 12,4 juta

    • Pendorong utama kelaparan: Empat dekade konflik.
    • Penarikan pasukan internasional dan runtuhnya pemerintahan pada tahun 2021 telah menyebabkan kekacauan ekonomi dan sosial yang parah. Pengambilalihan negara oleh Taliban telah memperburuk situasi, membuat keluarga-keluarga rentan dan memutus akses ke layanan-layanan penting. Jutaan anak-anak dan perempuan mengalami malnutrisi parah.
    • Yaman

    • Jumlah orang yang menghadapi kelaparan parah: 17 juta

    • Pendorong utama kelaparan: Perang saudara.
    • Perang saudara yang berkepanjangan telah menciptakan darurat kemanusiaan yang dahsyat. Kenaikan harga pangan membuat makanan bergizi semakin sulit dijangkau, dan tingkat malnutrisi di kalangan perempuan dan anak-anak sangat tinggi.
    • Suriah

    • Jumlah orang yang menghadapi kelaparan ekstrem: 12,9 juta

    • Pendorong utama kelaparan: Perang saudara.
    • Konflik yang telah berlangsung selama lebih dari satu dekade telah menyebabkan jutaan orang kelaparan dan mengungsi. Kemerosotan ekonomi, penurunan nilai mata uang, dan dampak pandemi COVID-19 telah memaksa keluarga-keluarga untuk membuat pilihan sulit antara membeli makanan, bahan bakar, atau obat-obatan.
    • Sahel

    • Jumlah orang yang menghadapi kelaparan parah: 13 juta (diproyeksikan)

    • Pendorong utama kelaparan: Konflik bersenjata dan iklim ekstrem.
    • Wilayah Sahel, yang terletak di bawah Gurun Sahara, menghadapi salah satu darurat kelaparan terburuk di dunia. Konflik, kenaikan harga pangan, kemiskinan, dan guncangan iklim yang semakin sering dan ekstrem telah memperburuk situasi.
    • Sudan Selatan

    • Jumlah orang yang menghadapi kelaparan parah: 7,1 juta

    • Pendorong utama kelaparan: Perang saudara dan banjir bersejarah.
    • Kekerasan, banjir selama empat tahun berturut-turut, dan tingginya harga pangan telah menyebabkan tingkat kelaparan yang memecahkan rekor.
    • Sudan

    • Jumlah orang yang menghadapi kelaparan ekstrem: 26,6 juta

    • Pendorong kelaparan: Konflik, banjir dan inflasi.
    • Ketidakstabilan politik, konflik, pengungsian, guncangan iklim, dan kenaikan biaya hidup terus memperburuk situasi kelaparan. Hujan deras dan banjir telah menghancurkan lahan pertanian dan mengganggu musim tanam.
    • Somalia

    • Jumlah orang yang menghadapi kelaparan parah: 6 juta (diproyeksikan)

    • Pendorong utama kelaparan: Kekeringan, perang saudara, dan kenaikan harga pangan.
    • Somalia mengalami kekeringan terpanjang dalam lebih dari 40 tahun, yang diperparah oleh konflik. Jutaan orang diperkirakan akan menghadapi kelaparan parah, dan ratusan ribu lainnya menghadapi kelaparan yang mengancam jiwa.
    • Ethiopia Utara

    • Jumlah orang yang menghadapi kelaparan parah di Tigray, Afar dan Amhara: 5,5 juta

    • Pendorong utama kelaparan: Konflik bersenjata.
    • Setelah bertahun-tahun perang, perjanjian damai yang ditandatangani pada tahun 2022 memungkinkan pemulihan akses kemanusiaan. Jutaan orang membutuhkan makanan dan obat-obatan, dan situasi ketahanan pangan terus memburuk.
    • Haiti

    • Jumlah orang yang menghadapi kelaparan parah: 4,7 juta (diproyeksikan)

    • Pendorong utama kelaparan: Kerusuhan politik, kekerasan geng, dan peristiwa cuaca ekstrem.
    • Ketidakstabilan politik, krisis ekonomi, dan kekerasan geng telah memperparah kelaparan. Bencana kelaparan telah tercatat, menandai situasi yang sangat kritis.

Krisis pangan global merupakan masalah kompleks yang memerlukan solusi multidimensi. Upaya-upaya kemanusiaan, pembangunan ekonomi, dan perdamaian sangat penting untuk mengatasi akar penyebab kelaparan dan memastikan ketahanan pangan bagi semua orang. Selain itu, tindakan-tindakan untuk mengatasi perubahan iklim dan membangun sistem pangan yang lebih berkelanjutan juga sangat penting untuk mencegah krisis kelaparan di masa depan. Dunia harus bersatu untuk mengatasi tantangan ini dan memastikan bahwa tidak ada seorang pun yang menderita kelaparan.

 

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *