Kesepakatan Gencatan Senjata antara Israel dan Hamas
Pada akhirnya, Israel dan Hamas berhasil menyetujui kesepakatan gencatan senjata yang diharapkan menjadi penutup bagi perang Gaza. Konflik ini merupakan perang paling mematikan antara kedua pihak sepanjang sejarah modern. Pengumuman mengenai kesepakatan ini disampaikan langsung oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, melalui platform Truth Social.
Trump menyebut kesepakatan ini sebagai “hari bersejarah bagi dunia Arab, Israel, dan Amerika Serikat.” Dalam pernyataannya, ia menjelaskan bahwa kedua belah pihak telah menandatangani fase pertama dari Peace Plan yang dirancang oleh Washington. Salah satu poin utama dalam kesepakatan ini adalah soal sandera.
“Semua sandera akan segera dibebaskan, dan Israel akan menarik pasukannya ke garis yang disepakati sebagai langkah awal menuju perdamaian yang kuat dan abadi,” ujar Trump. Ia juga menyampaikan terima kasih kepada para mediator dari Qatar, Mesir, dan Turki yang berperan penting dalam proses negosiasi.
Perundingan antara Israel dan Hamas tidak dilakukan secara langsung. Seluruh proses berjalan melalui negosiasi tidak langsung yang dimediasi oleh utusan Timur Tengah Presiden Trump, Steve Witkoff, menantunya Jared Kushner, serta perwakilan dari Mesir, Qatar, dan Turki di Sharm El-Sheikh, Mesir.
Meskipun belum diumumkan kapan gencatan senjata akan berlaku efektif, sejumlah sumber diplomatik menyebut kesepakatan itu mencakup pembebasan hampir 50 sandera, baik hidup maupun tewas, sebagai imbalan bagi pembebasan sekitar 2.000 tahanan Palestina dari penjara-penjara Israel.
Kesepakatan ini juga mencakup langkah-langkah besar yang berpotensi mengubah lanskap politik Gaza. Hamas disebut akan menyerahkan senjatanya dan tidak lagi berperan dalam pemerintahan wilayah pesisir itu setelah hampir dua dekade berkuasa. Sebagai gantinya, Gaza akan dikelola oleh komite transisi yang terdiri dari tokoh-tokoh Palestina dan pakar internasional, di bawah pengawasan Board of Peace yang diketuai langsung oleh Trump.
Skeptisisme Tetap Tinggi
Meski disebut sebagai ‘terobosan besar’, skeptisisme tetap tinggi. Dua gencatan senjata sebelumnya, pada November 2023 dan Maret 2025, berakhir gagal hanya dalam hitungan minggu. Banyak pihak mempertanyakan apakah perjanjian kali ini dapat bertahan di tengah luka mendalam dan ketidakpercayaan yang masih kuat, khususnya terhadap Israel.
Sejak perang pecah pada 7 Oktober 2023 akibat serangan mendadak Hamas ke wilayah selatan Israel yang menewaskan sekitar 1.200 orang, Israel melancarkan serangan balasan besar-besaran. Serangan militer itu telah menewaskan lebih dari 67.000 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, serta menghancurkan sebagian besar infrastruktur Gaza, dari rumah, sekolah, hingga rumah sakit.
Warga Gaza Bertahan di Tenda Pengungsian
Kini, lebih dari dua juta warga Gaza hidup dalam kondisi genting, banyak di antaranya bertahan di tenda-tenda pengungsian di dekat perbatasan Mesir. Gencatan senjata diharapkan membuka akses kemanusiaan yang lebih luas, termasuk suplai makanan, air bersih, dan obat-obatan yang selama ini terbatas. Namun, proses rekonstruksi Gaza diperkirakan akan memakan waktu bertahun-tahun.
Masa Depan Politik Palestina
Salah satu poin paling krusial, dan kontroversial, dari rencana ini adalah soal masa depan politik Palestina. Dokumen perdamaian Trump menyebut adanya ‘jalur kredibel menuju penentuan nasib sendiri dan kenegaraan Palestina’, namun tidak menjelaskan mekanisme maupun jangka waktunya.
Sementara itu, Israel diklaim keluar dari perang dengan posisi keamanan yang lebih kuat setelah menghancurkan sebagian besar kekuatan Hamas, menekan Hezbollah di Lebanon, dan menyerang fasilitas nuklir Iran. Namun di sisi lain, reputasi internasional Israel merosot tajam akibat tingginya korban sipil dan terbatasnya bantuan kemanusiaan selama perang.
Kesepakatan gencatan senjata ini disambut dengan optimisme hati-hati oleh komunitas internasional. Banyak negara menilai langkah ini sebagai awal dari kemungkinan berakhirnya kekerasan yang telah memakan korban jiwa besar-besaran dan mengguncang kawasan selama dua tahun terakhir.














