Kondisi Sosial Politik dan Dinamika Massa Dalam Perspektif Psikologi Massa

Kondisi Sosial Politik dan Dinamika Massa Dalam Perspektif Psikologi Massa

Dalam perspektif psikologi, fenomena ini tidak dapat dilepaskan dari kondisi psikososial masyarakat. Kemarahan massa seringkali muncul ketika individu-individu merasa tidak memiliki saluran komunikasi yang efektif untuk menyampaikan aspirasi, sehingga emosi kolektif menjadi dominan. Menurut teori π˜™π˜¦π˜­π˜’π˜΅π˜ͺ𝘷𝘦 π˜‹π˜¦π˜±π˜³π˜ͺ𝘷𝘒𝘡π˜ͺ𝘰𝘯
(Ted Gurr, 1970), ketidakpuasan muncul ketika terjadi kesenjangan antara harapan masyarakat dengan kenyataan yang ada.
(Dan dalam istilah hukumnya juga di sebutkan Das Sein Das Sollen. Kesenjangan ini dapat memicu rasa frustrasi yang terakumulasi, lalu berkembang menjadi tindakan kolektif.

Proses dinamika yang terjadi dalam situasi demonstrasi, teori 𝘊𝘰𝘯𝘡𝘒𝘨π˜ͺ𝘰𝘯 π˜₯𝘒𝘯 π˜‹π˜¦π˜ͺ𝘯π˜₯π˜ͺ𝘷π˜ͺπ˜₯𝘢𝘒𝘴π˜ͺ
(Gustave Le Bon, 1895; Zimbardo, 1969) menjelaskan bahwa dalam kerumunan, individu dapat kehilangan identitas pribadi dan rasa tanggung jawab, sehingga lebih mudah terbawa arus emosi bersama. Hal ini menjelaskan mengapa kemarahan dalam demonstrasi dapat meluas dengan cepat, bahkan di luar kendali individu yang sebelumnya bersikap tenang.

Read More

Dari kedua teori tersebut bisa dijelaskan bahwa kemarahan massa bukanlah cerminan sifat agresif masyarakat, tetapi merupakan ekspresi dari kebutuhan akan keadilan, transparansi, dan partisipasi dalam pengambilan keputusan.

Penulis : Ahmad, Jakarta ( Saat ini aktifΒ  sebagai konsultan Pendidikan )

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *