Wacana Pemekaran Wilayah NTT Kembali Muncul
Wacana pemekaran wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat dan pemerintah daerah. Aspirasi ini bukan sekadar isu politik, tetapi lahir dari kebutuhan nyata untuk mempercepat pembangunan, memperluas pelayanan publik, serta mewujudkan pemerataan ekonomi di provinsi kepulauan yang begitu luas dan beragam.
Dalam beberapa tahun terakhir, dorongan pemekaran semakin menguat dengan munculnya tiga usulan provinsi baru, yakni Provinsi Sumba Sabu Raijua, Provinsi Kepulauan Flores, dan Provinsi Timor Barat. Selain itu, ada juga gagasan mengganti nama provinsi induk menjadi Kupang Raya, yang dinilai lebih merepresentasikan pusat pemerintahan sekaligus identitas baru bagi daerah ini.
1. Provinsi Sumba Sabu Raijua: Waingapu Jadi Pusat Baru
Usulan pertama adalah pembentukan Provinsi Sumba Sabu Raijua, dengan ibu kota direncanakan di Waingapu. Wilayah ini mencakup seluruh Pulau Sumba serta Kabupaten Sabu Raijua. Pemekaran ini diharapkan mampu menjawab persoalan klasik yang selama ini membelenggu Sumba, mulai dari keterbatasan infrastruktur, minimnya fasilitas kesehatan, hingga rendahnya akses pendidikan.
Dengan adanya provinsi baru, pembangunan bisa lebih terfokus dan masyarakat setempat tidak lagi merasa terpinggirkan dari arus utama pertumbuhan NTT.
2. Provinsi Kepulauan Flores: Maumere Jadi Ibu Kota
Usulan kedua adalah Provinsi Kepulauan Flores, dengan pusat pemerintahan di Maumere. Wilayah ini mencakup seluruh Pulau Flores, Lembata, hingga beberapa calon kabupaten baru seperti Adonara dan Maumere. Flores dikenal sebagai salah satu daerah dengan potensi pariwisata terbesar di Indonesia.
Dari Taman Nasional Komodo, Danau Kelimutu, hingga deretan pantai eksotis, pulau ini sudah lama menjadi magnet wisatawan mancanegara. Melalui pemekaran, potensi besar ini diyakini dapat dikelola lebih optimal, membuka peluang investasi baru, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui sektor pariwisata, perikanan, dan pertanian.
3. Provinsi Timor Barat: Atambua Jadi Gerbang Perbatasan
Usulan ketiga adalah pembentukan Provinsi Timor Barat, dengan ibu kota di Atambua. Wilayah ini mencakup Kabupaten Belu, Malaka, Timor Tengah Utara, dan Timor Tengah Selatan. Sebagai kawasan yang berbatasan langsung dengan Timor Leste, Timor Barat memiliki tantangan unik, baik dari sisi transportasi, pelayanan publik, maupun keamanan perbatasan.
Pemekaran ini diharapkan mampu memperkuat Atambua sebagai gerbang internasional, mendorong pembangunan infrastruktur strategis, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah tapal batas.
Kupang Raya: Identitas Baru untuk Provinsi Induk
Selain tiga usulan provinsi baru, muncul pula gagasan untuk mengganti nama provinsi induk menjadi Kupang Raya. Ide ini dinilai sebagai upaya mempertegas posisi Kota Kupang sebagai pusat pemerintahan sekaligus simbol identitas baru yang lebih inklusif.
Dengan perubahan nama, diharapkan terjadi penyegaran identitas yang dapat memperkuat rasa kebersamaan, sekaligus menegaskan peran Kupang sebagai jantung administrasi dan politik kawasan.
Harapan ke Depan
Wacana pemekaran ini tentu menimbulkan pro dan kontra. Di satu sisi, pemekaran dianggap solusi untuk mempercepat pembangunan dan pemerataan. Namun di sisi lain, pemerintah pusat masih harus menimbang kesiapan sumber daya manusia, anggaran, hingga stabilitas politik di daerah.
Meski demikian, satu hal yang jelas: aspirasi pemekaran ini mencerminkan keinginan kuat masyarakat NTT untuk mendapatkan pelayanan publik yang lebih baik, infrastruktur yang lebih merata, dan kesempatan pembangunan yang lebih adil.














