Kemitraan Strategis OpenAI dengan Pabrikan Chip
OpenAI telah mengumumikan kemitraan strategis dengan tiga perusahaan besar pembuat chip, yaitu Nvidia, AMD, dan Broadcom. Tujuan dari kemitraan ini adalah untuk memperkuat infrastruktur komputasi yang diperlukan oleh ChatGPT dan video AI Sora 2. Dalam kemitraan tersebut, ketiga perusahaan akan menyediakan kapasitas daya hingga 10 gigawatt.
Kemitraan antara Broadcom dan OpenAI dimulai pada Senin (13/10) waktu Amerika Serikat. Meskipun nilai investasi tidak disebutkan secara rinci, kemitraan ini bertujuan untuk membangun infrastruktur chip AI yang mampu menangani permintaan yang sangat tinggi. Penggunaan akselerator AI dan sistem jaringan untuk ChatGPT dan Sora akan dimulai pada paruh kedua 2026.
Kapasitas Daya yang Luar Biasa
Jumlah daya sebesar 10 gigawatt setara dengan konsumsi listrik satu kota besar atau sekitar delapan juta rumah tangga, menurut Reuters. Dengan kemitraan tambahan dengan Nvidia, OpenAI menerima sekitar lima juta chip AI dengan kapasitas infrastruktur mencapai 10 gigawatt. CEO Nvidia, Jensen Huang, menyatakan bahwa investasi dan kemitraan infrastruktur ini menandai lompatan besar dalam menyebarkan 10 gigawatt daya untuk menggerakkan era intelijen baru.
Sementara itu, bersama AMD, OpenAI akan menggunakan ratusan ribu unit pemrosesan grafis (GPU) dengan total kapasitas listrik hingga enam gigawatt selama beberapa tahun, mulai dari paruh kedua 2026. Jumlah ini kira-kira setara dengan kebutuhan energi lima juta rumah tangga di Amerika Serikat.
Total Kapasitas Daya yang Mencapai 26 Gigawatt
Jika digabungkan, kapasitas daya dari ketiga produsen cip tersebut mencapai 26 gigawatt, setara konsumsi listrik sekitar 21 juta rumah tangga AS. Jika delapan juta rumah tangga setara satu kota besar di Amerika Serikat, maka 21 juta rumah tangga terhitung hampir tiga kota besar. Namun angka ini mencerminkan kapasitas infrastruktur komputasi, bukan konsumsi aktual ChatGPT saat ini.
CEO OpenAI Sam Altman mengatakan setiap kueri ChatGPT rata-rata mengonsumsi energi setara menyalakan lampu 60 watt selama beberapa menit. ChatGPT kini memiliki lebih dari 800 juta pengguna aktif setiap minggu, dengan permintaan energi yang terus meningkat.
Konsumsi energi Sora 2 bahkan jauh lebih tinggi. MIT Technology Review mencatat, untuk membuat klip video berdurasi lima detik, sistem AI memerlukan listrik setara menyalakan oven microwave selama lebih dari satu jam. Ketika durasi video berlipat ganda, kebutuhan energinya bisa meningkat hingga empat kali lipat.
Proyek Stargate untuk Memenuhi Kebutuhan Daya
Untuk memenuhi kebutuhan daya tersebut, OpenAI bersama Microsoft, SoftBank, dan MGX meluncurkan Proyek Stargate, usaha patungan senilai US$ 500 miliar yang mencakup pembangunan pusat data AI raksasa di Amerika Serikat.
Seiring perusahaan berlomba-lomba memperluas kapasitas komputasi pada skala ini, penggunaan energi AI diperkirakan akan melonjak.
Konsumsi Listrik ChatGPT Disebut Lampaui Tambang Bitcoin
Penggunaan energi skala besar itu menimbulkan kekhawatiran dampak AI terhadap lingkungan. Peneliti kripto Alex de Vries-Gao mencatat pada pertengahan 2025, bahwa AI seperti ChatGPT berada di jalur yang tepat untuk melampaui konsumsi listrik penambangan Bitcoin.
Ia memperkirakan sistem AI kini menyumbang sekitar 20% dari total daya pusat data global, dan angka ini bisa berlipat ganda pada akhir tahun. Menurut Badan Energi Internasional (IEA), pusat data mengonsumsi hingga 1,5% dari listrik global tahun lalu, dengan pertumbuhan konsumsi empat kali lebih cepat dibandingkan total permintaan energi dunia.
IEA memperkirakan kebutuhan energi pusat data akan meningkat lebih dari dua kali lipat pada 2030, dengan pemrosesan AI sebagai pendorong utamanya.
Dampak AI ke Lingkungan
Selain listrik, konsumsi air untuk pendinginan server juga menjadi perhatian. Pusat data mengandalkan air ultra-murni untuk menjaga suhu optimal dan mencegah kotoran mikro pada cip. Peneliti dari MIT Technology Review memperkirakan pelatihan model GPT-3, fondasi ChatGPT dan Sora 2, dapat menghabiskan sekitar 700 ribu liter air tawar di fasilitas Microsoft di AS.
Permintaan global akan air tawar untuk keperluan AI diperkirakan mencapai empat sampai enam miliar meter kubik per tahun pada 2027. Faktor lain yakni produksi perangkat keras. Studi pada 2023 menemukan bahwa pembuatan chip memerlukan air ultra-murni dalam jumlah besar, proses kimia intensif energi, serta mineral langka seperti kobalt dan tantalum.
Produksi GPU kelas atas juga menghasilkan jejak karbon jauh lebih besar dibandingkan sebagian besar perangkat elektronik konsumen seperti ponsel dan laptop.














