Opini  

Kondisi Sosial Politik dan Dinamika Massa Dalam Perspektif Psikologi Massa

Slidik .com
Pasang

Kondisi Sosial Politik dan Dinamika Massa Dalam Perspektif Psikologi Massa

Dalam perspektif psikologi, fenomena ini tidak dapat dilepaskan dari kondisi psikososial masyarakat. Kemarahan massa seringkali muncul ketika individu-individu merasa tidak memiliki saluran komunikasi yang efektif untuk menyampaikan aspirasi, sehingga emosi kolektif menjadi dominan. Menurut teori π˜™π˜¦π˜­π˜’π˜΅π˜ͺ𝘷𝘦 π˜‹π˜¦π˜±π˜³π˜ͺ𝘷𝘒𝘡π˜ͺ𝘰𝘯
(Ted Gurr, 1970), ketidakpuasan muncul ketika terjadi kesenjangan antara harapan masyarakat dengan kenyataan yang ada.
(Dan dalam istilah hukumnya juga di sebutkan Das Sein Das Sollen. Kesenjangan ini dapat memicu rasa frustrasi yang terakumulasi, lalu berkembang menjadi tindakan kolektif.

Baca Juga....!!!  Dari Gaza ke Ramallah: Mengurai Alasan Inggris Akui Palestina di Tengah Penolakan Israel

Proses dinamika yang terjadi dalam situasi demonstrasi, teori 𝘊𝘰𝘯𝘡𝘒𝘨π˜ͺ𝘰𝘯 π˜₯𝘒𝘯 π˜‹π˜¦π˜ͺ𝘯π˜₯π˜ͺ𝘷π˜ͺπ˜₯𝘢𝘒𝘴π˜ͺ
(Gustave Le Bon, 1895; Zimbardo, 1969) menjelaskan bahwa dalam kerumunan, individu dapat kehilangan identitas pribadi dan rasa tanggung jawab, sehingga lebih mudah terbawa arus emosi bersama. Hal ini menjelaskan mengapa kemarahan dalam demonstrasi dapat meluas dengan cepat, bahkan di luar kendali individu yang sebelumnya bersikap tenang.

Baca Juga....!!!  Pertama Kali Pimpin Upacara, Prabowo Doakan Pahlawan Revolusi di Lubang Buaya

Dari kedua teori tersebut bisa dijelaskan bahwa kemarahan massa bukanlah cerminan sifat agresif masyarakat, tetapi merupakan ekspresi dari kebutuhan akan keadilan, transparansi, dan partisipasi dalam pengambilan keputusan.

Penulis : Ahmad, Jakarta ( Saat ini aktifΒ  sebagai konsultan Pendidikan )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *