News  

Koster Ajak PKK Bali: Kelola Sampah dari Sumber!

Slidik .com
Pasang

Gerakan pengelolaan sampah berbasis sumber semakin digencarkan di seluruh Bali, mengingat permasalahan sampah yang terus menggunung dan merusak lingkungan. Tumpukan sampah bukan hanya menimbulkan pemandangan yang tidak sedap dipandang dan mengganggu kesehatan, tetapi juga menghasilkan bau busuk yang mencemari udara, tanah, dan air. Untuk mengatasi permasalahan ini, diperlukan kesadaran dan kerja sama dari seluruh lapisan masyarakat dalam mengelola sampah dari sumbernya, yaitu dengan memisahkan dan memilah sampah berdasarkan jenisnya: organik, anorganik, dan residu.

Pentingnya Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber

Pengelolaan sampah berbasis sumber (PSBS) menjadi kunci utama dalam menciptakan lingkungan yang bersih, udara yang segar, dan generasi yang sehat. Pendekatan ini menekankan pada perubahan perilaku masyarakat dari sekadar membuang sampah menjadi mengelola sampah secara aktif di tempat mereka berasal.

  • Memisahkan Sampah: Langkah pertama dalam PSBS adalah memisahkan sampah berdasarkan jenisnya. Sampah organik, seperti sisa makanan dan dedaunan, dapat diolah menjadi kompos. Sampah anorganik, seperti plastik, kertas, dan logam, dapat didaur ulang. Sementara itu, sampah residu adalah sampah yang tidak dapat diolah kembali dan harus dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA).

  • Mengurangi Penggunaan Plastik Sekali Pakai: Pembatasan penggunaan plastik sekali pakai juga merupakan bagian penting dari PSBS. Plastik membutuhkan waktu yang sangat lama untuk terurai secara alami dan dapat menyebabkan kerusakan lingkungan, pencemaran tanah dan air, serta menghasilkan racun berbahaya jika dibakar. Masyarakat diimbau untuk beralih menggunakan bahan-bahan yang lebih ramah lingkungan, seperti tas kain, botol minum isi ulang, dan wadah makanan yang dapat digunakan kembali.

Baca Juga....!!!  Tenant Kuliner dan Mode Paling Favorit Pengunjung Mal di Makassar Selama ISF 2025

Kritik Terhadap Konsep Bank Sampah

Konsep bank sampah yang selama ini dijalankan di berbagai daerah dinilai belum efektif dalam mengatasi permasalahan sampah secara menyeluruh. Sistem bank sampah sering kali lebih berorientasi pada penjualan sampah daripada perubahan perilaku masyarakat. Banyak orang mengumpulkan sampah hanya karena ingin mendapatkan uang, bukan karena memiliki kesadaran untuk menjaga lingkungan. Padahal, inti dari PSBS adalah menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk mengelola sampah secara bertanggung jawab.

Teba Modern sebagai Solusi Pengelolaan Sampah Organik

Salah satu solusi yang efektif untuk mengelola sampah organik di tingkat rumah tangga adalah dengan memanfaatkan teba modern atau tong komposter. Teba modern adalah alat yang dirancang khusus untuk mengolah sampah organik menjadi kompos dengan cepat dan efisien. Dengan menggunakan teba modern, masyarakat dapat mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA dan menghasilkan pupuk kompos yang dapat digunakan untuk menyuburkan tanaman.

Baca Juga....!!!  Wali Kota Jambi Maulana dan Komisi XII DPR RI Kagum Kunjungan ke IPAL Komunal Tak Ada Bau Limbah

Peran Aktif Pemerintah Daerah

Pemerintah daerah memiliki peran penting dalam mendukung gerakan PSBS. Pemerintah daerah dapat memberikan sosialisasi dan pelatihan kepada masyarakat tentang cara mengelola sampah yang baik dan benar. Selain itu, pemerintah daerah juga dapat menyediakan fasilitas dan infrastruktur yang dibutuhkan, seperti teba modern, tempat pembuangan sampah terpilah, dan pusat daur ulang.

Sinergi Antara Desa Dinas dan Desa Adat

Sinergi antara desa dinas dan desa adat sangat penting dalam mewujudkan pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Desa dinas memiliki kewenangan untuk membuat peraturan dan kebijakan terkait pengelolaan sampah, sementara desa adat memiliki kekuatan sosial dan budaya untuk menggerakkan masyarakat agar berpartisipasi aktif dalam gerakan PSBS.

Langkah-Langkah Sederhana untuk Memulai PSBS

Setiap orang dapat berkontribusi dalam gerakan PSBS dengan melakukan langkah-langkah sederhana berikut:

  1. Memilah Sampah: Pisahkan sampah organik, anorganik, dan residu di rumah.
  2. Mengompos Sampah Organik: Manfaatkan teba modern atau cara pengomposan lainnya untuk mengolah sampah organik menjadi kompos.
  3. Mendaur Ulang Sampah Anorganik: Kumpulkan sampah anorganik yang dapat didaur ulang dan bawa ke bank sampah atau pusat daur ulang.
  4. Mengurangi Penggunaan Plastik Sekali Pakai: Bawa tas belanja sendiri, botol minum isi ulang, dan wadah makanan yang dapat digunakan kembali.
  5. Membiasakan Hidup Bersih: Jaga kebersihan lingkungan sekitar dan buang sampah pada tempatnya.
Baca Juga....!!!  Yogo Triyono: Dari Pangdam ke Komite Pembangunan Papua

Dengan melakukan langkah-langkah sederhana ini, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan lestari. Pengelolaan sampah bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga tanggung jawab kita bersama. Mari kita mulai dari diri sendiri, dari rumah kita sendiri, untuk mewujudkan Bali yang bersih dan berbudaya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *