Mencicipi 5 Kuliner Legendaris Yogyakarta yang Memadukan Rasa dan Kenangan

 Banyak kisah yang dapat ditemukan oleh para pengunjung Kota Yogyakarta. Mulai dari tempat wisata alam yang menarik, wisata edukasi, hingga kuliner yang terkenal.

Keinginan untuk kembali mengunjungi kota tersebut akan muncul setelah para wisatawan berkunjung. Hal ini disebabkan oleh berbagai keunikan yang ditawarkan kota ini yang sulit dilupakan.

Read More

Selain terkenal sebagai kota pendidikan dan budaya, Kota Yogyakarta juga dikenal sebagai kota yang memiliki seribu macam makanan. Hal ini dapat terlihat dari beragamnya hidangan yang menggugah selera.

Berbagai macam makanan di kota ini menampilkan rasa yang unik dan mudah disukai oleh banyak wisatawan. Apa saja? Ikuti penjelasan berikut ini!

Jamu Ginggang

Dikutip dari halaman Instagram Jamu Ginggang, @jamuginggang.official, Jamu Ginggang memiliki resep turun-temurun dari Mbah Joyo yang merupakan tabib Keraton Pakualam. Setelah Mbah Joyo meninggal, jabatan tabib keraton diisi oleh Mbah Bilowo sehingga jamunya dikenal dengan nama “Tan Genggang” yang berarti “Tak Terpisahkan”.

Jamu Ginggang yang telah berdiri sejak tahun 1950 berada di Jl. Masjid No.32, RT.034/RW.09, Kauman, Gunungketur, Pakualam, Kota Yogyakarta. Minuman ini harus dicoba saat berkunjung ke Yogyakarta karena rasanya yang khas dari leluhur.

Gudeg Wijilan

Gudeg adalah hidangan khas yang menjadi andalan Kota Yogyakarta. Hidangan tradisional ini memiliki tekstur yang lembut dan enak di lidah dengan rasa manis sebagai ciri khasnya. Salah satu pusat kuliner legendaris yang terkenal adalah Sentra Gudeg Wijilan.

Dikutip dari saluran YouTube resmi Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, Gudeg Wijilan terletak di Kawasan Keraton. Para pengunjung tidak perlu kesulitan untuk sampai ke area tersebut. Hal ini dikarenakan lokasinya yang mudah dicapai dengan kendaraan, baik kendaraan roda dua maupun roda empat.

Gudeg memiliki berbagai jenis, seperti gudeg kering, gudeg basah yang dilengkapi dengan kuah di dalamnya, serta gudeg mercon yang memiliki rasa yang cukup pedas. Menu andalan di tempat makan ini adalah gudeg mercon, rasanya yang pedas menjadi tantangan tersendiri bagi para pengunjung.

Rujak Es Krim Mas Bejo

Makanan ini terdiri dari berbagai macam buah-buahan yang dicampur dengan sambal gula merah yang diberi taburan kacang. Rujak tersebut kemudian dihidangkan bersama es krim cup yang dibuat dari santan kelapa alami tanpa bahan pengawet maupun pemanis sintetis.

Pengunjung bisa menikmati segar dan lezatnya hidangan ini di Jl. Wates Kadipiro, Kecamatan Kasihan, Kota Yogyakarta. Warung ini buka setiap hari Senin hingga Sabtu mulai pukul 10.00 hingga 17.00 WIB. Berdasarkan informasi dari akun Instagram resmi Rujak Es Krim Mas Bejo @rujakescreamjogja, warung ini tidak hanya melayani pelanggan yang datang langsung ke lokasi, tetapi juga memberikan layanan untuk pelanggan yang memesan secara online.online.

Kipo Kotagede

Kipo adalah makanan tradisional khas Kecamatan Kotagede, Kota Yogyakarta. Makanan ini dibuat dari bahan utama ketan. Jajanan ini memiliki bentuk kecil dan berwarna hijau kecokelatan. Kue Kipo dibungkus dengan daun pisang sehingga memiliki cita rasa dan aroma yang khas.

Dikutip dari situs resmi Dinas Kebudayaan (Kundhan Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta, makanan tradisional Kipo sudah dikenal sejak abad ke-16 ketika Kerajaan Mataram berkuasa di Pulau Jawa. Dikisahkan bahwa kue ini adalah hidangan favorit Sultan Agung. Pernah hilang dari ingatan masyarakat, kue ini kembali dikenal pada tahun 1946 melalui tangan Mbah Irono, seorang warga Desa Kotagede, Yogyakarta.

Roti Kembang Waru  

Dikutip dari situs Dinas Kebudayaan (Kundhan Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta, Roti Kembang Waru adalah salah satu makanan khas yang berasal dari Kerajaan Mataram Islam. Roti ini memiliki bentuk yang cukup menarik, yaitu berbentuk bulat dengan delapan sisi di bagian pinggirnya.

Terdapat sebuah filosofi yang menjelaskan asal usul roti ini, yaitu pada masa kerajaan Mataram Islam, pusat pemerintahan berada di wilayah Kotagede. Kotagede dikenal memiliki enam pohon Gayam yang tumbuh subur sepanjang jalan, namun di antara pohon-pohon tersebut terdapat pohon Waru yang tumbuh subur dengan bunga berwarna cokelat kecokelatan. Selanjutnya dibuatlah roti yang berbentuk seperti bunga Waru yang memiliki sisi depan.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *