Mengapa Rektor UI Diteriaki ‘Zionis’?

Insiden Sorakan “Zionis” Warnai Acara Wisuda dan Penyambutan Mahasiswa Baru UI

Sebuah peristiwa tak terduga terjadi di Balairung Universitas Indonesia (UI) pada hari Kamis, 11 September 2025. Dalam acara wisuda dan penyambutan mahasiswa baru, Rektor UI, Prof. Heri Hermansyah, menjadi sasaran sorakan “Zionis” dari sebagian hadirin saat menyampaikan pidato dalam sesi penggalangan Dana Abadi UI. Kejadian ini menimbulkan kebingungan dan pertanyaan di kalangan civitas akademika serta masyarakat luas.

Sorakan tersebut terdengar jelas ketika sesi penggalangan dana berlangsung. Momen ini diawali dengan penjelasan dari Berliana Permatasari, Runner Up Puteri Indonesia 2018, mengenai cara menyumbang Dana Abadi UI melalui barcode yang ditampilkan pada layar videotron dan live streaming. Setelahnya, Prof. Heri Hermansyah mengajak para pimpinan dan pejabat kampus UI untuk memberikan sumbangan. Saat itulah, sorakan “Zionis, zionis, zionis” menggema di Balairung, menginterupsi pidato rektor mengenai pentingnya Dana Abadi UI dan target pengumpulan dana sebesar Rp8 miliar yang harus tercapai pada bulan Februari.

Read More

Istilah “Zionis” sendiri merujuk pada Zionisme, sebuah gerakan nasionalis Yahudi yang bertujuan untuk mendirikan dan mendukung negara bagi orang Yahudi di wilayah Palestina, yang dikenal sebagai Tanah Israel. Istilah ini seringkali sensitif dan digunakan dalam konteks politik dan sosial yang berkaitan dengan konflik Israel-Palestina. Penggunaan istilah ini dalam konteks acara universitas memicu pertanyaan tentang motif dan interpretasi di balik sorakan tersebut.

Reaksi Universitas Indonesia

Menanggapi insiden tersebut, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) UI mengeluarkan klarifikasi resmi. Pihak fakultas menyayangkan terjadinya insiden tersebut dan menilai bahwa tindakan tersebut tidak selaras dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh Universitas Indonesia. FIB UI menekankan bahwa pernyataan “Zionis” yang ditujukan kepada pimpinan universitas tidak mencerminkan kenyataan dan berpotensi menjurus kepada fitnah. Lebih lanjut, FIB UI menyatakan bahwa ucapan tersebut merupakan pernyataan pribadi dari sebagian wisudawan dan menjadi tanggung jawab individu masing-masing, serta tidak mewakili sikap maupun pandangan resmi FIB UI.

Direktur Humas, Media, Pemerintah dan Internasional UI, Prof. Arie Afriansyah, turut memberikan penjelasan terkait peristiwa ini. Ia meluruskan informasi yang beredar mengenai sorakan terhadap Rektor UI. Prof. Arie menjelaskan bahwa sesi penggalangan dana tersebut merupakan bagian dari acara wisuda dan penyambutan mahasiswa baru, dan bertujuan untuk memperkenalkan program Dana Abadi UI kepada para wisudawan dan orang tua.

Profil Rektor UI, Prof. Heri Hermansyah

Prof. Dr. Ir. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU, lahir di Sukabumi, Jawa Barat, pada tanggal 18 Januari 1976. Beliau dikenal sebagai seorang akademisi berprestasi yang mengantarkannya menjadi guru besar termuda Fakultas Teknik (FT) UI pada tahun 2013, di usia 37 tahun. Sebelum menjabat sebagai Rektor UI, Prof. Heri menjabat sebagai Dekan FTUI pada periode 2022–2024. Selama masa kepemimpinannya, FTUI berhasil meraih predikat Kampus Teknik Terbaik di Indonesia dalam pemeringkatan Times Higher Education pada tahun 2023 dan 2024.

Dalam menjalankan tugasnya sebagai Rektor UI selama lima tahun ke depan, Prof. Heri Hermansyah akan berfokus pada lima strategi utama yang diimplementasikan melalui lima belas program prioritas. Strategi tersebut meliputi:

  • Empowering Entrepreneurship (Pemberdayaan Kewirausahaan): Mendorong semangat kewirausahaan di kalangan mahasiswa dan lulusan UI.
  • Improving Education Access and Quality (Peningkatan Akses dan Kualitas Pendidikan): Memastikan akses pendidikan yang lebih luas dan meningkatkan kualitas pembelajaran di UI.
  • Impactful Research and Innovation (Penelitian dan Inovasi yang Berdampak): Mendorong penelitian dan inovasi yang memberikan dampak positif bagi masyarakat.
  • Global Competitiveness (Daya Saing Global): Meningkatkan daya saing UI di tingkat global.
  • Good Governance and Cultural Transformation (Tata Kelola yang Baik dan Transformasi Budaya): Mewujudkan tata kelola universitas yang baik dan mendorong transformasi budaya yang positif.

Insiden sorakan “Zionis” ini menjadi catatan penting bagi Universitas Indonesia. Hal ini menyoroti pentingnya dialog dan pemahaman yang lebih mendalam mengenai isu-isu sensitif di kalangan civitas akademika. Pihak universitas diharapkan dapat mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegah terulangnya kejadian serupa dan menjaga suasana akademik yang kondusif.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *