Menhan Sjafrie Sjamsoeddin Ditunjuk Jadi Menko Polkam Ad Interim
Jakarta (Slidik.com) – Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin kini merangkap jabatan sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) ad interim. Penunjukan ini menggantikan Budi Gunawan yang diberhentikan dari posisinya, seperti tertuang dalam Keputusan Presiden (Keppres) RI Nomor 86P Tahun 2025. Keppres ini berisi tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Menteri dan Wakil Menteri Negara Kabinet Merah Putih Periode 2024–2029 yang dikeluarkan pada 8 September 2025.
Hari ini, Sjafrie Sjamsoeddin telah memulai tugas barunya dengan memimpin rapat perdana di kantor Kemenko Polkam, Jakarta Pusat.
Sjafrie Sjamsoeddin, yang merupakan salah satu orang terdekat Presiden Prabowo Subianto, memiliki hubungan yang telah terjalin sejak keduanya menempuh pendidikan di akademi militer pada tahun 1974. Selama masa pendidikan itu, Sjafrie menunjukkan prestasi gemilang dan berhasil lulus sebagai lulusan terbaik dengan penghargaan Adhi Makayasa.
Pria kelahiran Makassar, 30 Oktober 1952 ini, memiliki rekam jejak yang panjang dan cemerlang di tubuh TNI AD. Setelah lulus dari akademi militer, ia langsung bergabung dengan Korps Komando Pasukan Sandhi Yudha (Kopashanda), yang kini dikenal sebagai Kopassus. Bersama Prabowo, Sjafrie terlibat dalam berbagai penugasan di daerah konflik seperti Timor-Timor, Aceh, dan Irian Jaya.
Karirnya terus menanjak, di mana ia sempat dipercaya sebagai Komandan Grup A Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres). Dalam peran ini, ia bertugas mengawal dan menjaga keselamatan Presiden ke-2 RI Soeharto, termasuk dalam kunjungan berisiko ke zona perang di Bosnia Herzegovina pada tahun 1995.
Setelah itu, Sjafrie Sjamsoeddin menduduki beberapa jabatan strategis dengan pangkat lebih tinggi, seperti Brigadir Jenderal TNI. Jabatan-jabatan tersebut antara lain Komandan Resor Militer (Danrem) 061/Surya Kencana (1995–1996), Kepala Staf Garnisun Tetap (Kasgartap) 1-Ibu Kota (1996), Kepala Staf Kodam (Kasdam) V Jaya (1996), hingga akhirnya menjadi Panglima Daerah Militer (Pangdam) V Jaya.
- Memodifikasi Truk Rigid Fuso Menjadi Tractor Head Beresiko Tinggi
- TERUNGKAP Fakta Baru Kematian Brigadir Esco,Sang Istri,Briptu Rizka Jadi Tersangka Pembunuhan
- Begini Jeroan KIA New Stonic yang Diklaim Penuh Kejutan Futuristik, Gaskeun
- Polda Jatim Tangkap 62 Orang dalam Kerusuhan di Malang, Tetapkan 18 Tersangka, 2 Masih Buron
- Resmi Ditahan,Duduk Perkara Litao, 11 Tahun Buronan Kasus Pembunuhan Jadi Anggota DPRD Wakatobi
Puncak karirnya di militer adalah saat menjabat sebagai Pangdam Jaya di tengah gelombang demonstrasi besar-besaran pada tahun 1998, yang menuntut turunnya Presiden Soeharto. Pada masa yang penuh ketegangan tersebut, Sjafrie memainkan peran penting dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.
Setelah era Soeharto berakhir, karir Sjafrie tetap berlanjut di berbagai posisi strategis, seperti Asisten Teritorial (Aster) Kepala Staf Umum (Kasum) TNI, Staf Ahli (Sahli) Panglima TNI, Koordinator Staf Ahli (Koorsahli) Panglima TNI, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI (2002), dan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Departemen Pertahanan (2005–2010).
Meski telah pensiun dari TNI AD, Sjafrie masih terus dipercaya untuk mengemban posisi penting di pemerintahan, khususnya di bidang pertahanan. Ia pernah menjabat sebagai Wakil Menteri Pertahanan (2010–2014) di era pemerintahan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Asisten Menteri Pertahanan bidang Manajemen Pertahanan (2019–2024).
Sebagai menteri tertua di Kabinet Merah Putih, kini Sjafrie mengemban dua jabatan penting secara bersamaan, yaitu Menko Polkam dan Menteri Pertahanan. Kedua posisi ini sangat krusial dalam menjaga stabilitas politik, keamanan, dan pertahanan negara.