Dalam pernyataan pertamanya kepada media sejak terpilih pada Mei lalu, Paus Leo mengungkapkan kritik tajam terhadap disparitas gaji yang sangat lebar antara para eksekutif dan karyawan. Paus pertama dari Amerika Serikat ini menyoroti paket kompensasi CEO Tesla, Elon Musk, yang mencapai $1 triliun, setara dengan sekitar Rp16.400 triliun. Pernyataan tersebut muncul dalam kutipan wawancara untuk sebuah biografi yang dirilis pada Minggu (14/9/2025).
“Para CEO yang 60 tahun lalu mungkin berpenghasilan empat hingga enam kali lipat dari pekerja… kini 600 kali lipat,” ujar Paus Leo. Ia berpendapat bahwa kekhawatiran masyarakat terhadap kemungkinan Elon Musk menjadi triliuner pertama di dunia adalah sinyal bahaya. Menurutnya, hal ini menunjukkan bahwa dunia sedang berada dalam masalah serius karena nilai kemanusiaan dan peradaban kini diukur hanya dari seberapa besar kekayaan yang berhasil dikumpulkan.
Selain itu, Paus Leo juga menyampaikan kritik terhadap Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Ia menilai organisasi internasional tersebut telah kehilangan relevansinya dan tak lagi efektif dalam memajukan diplomasi multilateral. Paus Leo melihat PBB, yang seharusnya menjadi wadah bagi negara-negara untuk bersatu dan menyelesaikan isu-isu global, kini tidak mampu menjalankan peran pentingnya tersebut.
