Prabowo: Palestina Merdeka, Baru Akui ‘Israel’!

CREATOR: gd-jpeg v1.0 (using IJG JPEG v80), default quality

Sorak tepuk tangan memenuhi ruangan saat Prabowo Subianto, Presiden Republik Indonesia, berdiri dengan tegap di podium Markas Besar PBB. Dengan suara yang penuh keyakinan dan tatapan mata yang tertuju pada delegasi dari berbagai negara yang menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) tentang Palestina dan Solusi Dua Negara, pada hari Senin, 22 September 2025.

Di tengah situasi krisis kemanusiaan di Gaza yang tampak tak kunjung usai, Prabowo membuat pernyataan penting: Indonesia bersedia mengakui Israel, asalkan Israel terlebih dahulu mengakui kemerdekaan dan kedaulatan Palestina.

Read More

“Kita wajib memastikan status Palestina sebagai sebuah negara. Akan tetapi, Indonesia pun bersedia menyatakan bahwa, ketika ‘Israel’ mengakui kemerdekaan serta status kenegaraan Palestina, saat itu juga Indonesia akan mengakui Israel, dan kita akan mendukung sepenuhnya jaminan keamanan bagi ‘Israel’,” kata Prabowo, seperti yang dilansir dari.AntaranewsSontak, perkataannya langsung memicu gemuruh tepuk tangan dari para delegasi, seolah mengukuhkan dukungan moral terhadap pendirian Indonesia yang teguh pada prinsip keadilan.

Deklarasi New York: Upaya mewujudkan perdamaian antara dua negara.

Pernyataan Prabowo tidak muncul begitu saja. Baru-baru ini, dunia internasional telah menyetujui Deklarasi New York pada 12 September 2025, sebuah dokumen krusial yang diyakini membuka kesempatan yang setara menuju perdamaian antara ‘Israel’ dan Palestina.

Deklarasi tersebut secara eksplisit menyatakan: penghentian permusuhan antara Israel dan Hamas, pembentukan satuan tugas internasional yang disahkan oleh DK PBB untuk memelihara keamanan Gaza, pemulihan jalur bantuan kemanusiaan, dan jaminan keselamatan bagi para pekerja sukarela di lokasi.

Selain itu, pernyataan tersebut juga menyoroti pentingnya menghidupkan kembali peran UNRWA, pembangunan kembali Gaza oleh Liga Arab dan OKI dengan pendanaan yang diatur oleh Bank Dunia, serta pengakuan formal terhadap Negara Palestina dengan batasan wilayah sesuai Resolusi 1967.

Prabowo menyatakan bahwa Deklarasi New York telah membuka jalur yang setara dan tenang menuju perdamaian, sekaligus menggarisbawahi dukungan penuh dari Indonesia.

Mengecam genosida Gaza

Gaya bicara Prabowo dalam pidatonya tidak hanya diplomatis, tetapi juga penuh perasaan. Ia dengan tegas mengutuk aksi genosida yang dilakukan tentara Israel, yang telah menyebabkan puluhan ribu warga sipil Gaza, termasuk perempuan dan anak-anak, kehilangan nyawa.

“Kami mengutuk segala bentuk tindakan brutal yang menyasar penduduk sipil. Maka dari itu, pada hari yang penting ini, dengan menjunjung tinggi kehormatan, kita bersatu untuk bersama-sama mengemban amanah. Amanah ini akan berdampak besar, bukan hanya bagi kelangsungan hidup Palestina, melainkan juga Israel, serta kepercayaan terhadap PBB,” tandasnya.

Pesan tersebut lebih dari sekadar kata-kata kosong. Bagi Prabowo, nestapa yang dialami warga Gaza merupakan tragedi kemanusiaan yang mengharuskan dunia untuk angkat bicara.

Seruan untuk perdamaian segera

Pada penutup pidatonya, Presiden Prabowo dengan tegas menyerukan. Beliau mendesak semua negara anggota PBB untuk bersatu mengakhiri kekejaman, menghentikan genosida, dan secepatnya menciptakan perdamaian yang sesungguhnya.

“Kita sangat membutuhkan perdamaian saat ini! Perdamaian secepatnya! Perdamaian harus segera kita realisasikan!” serunya, disambut kembali dengan riuh tepuk tangan dari para delegasi.

Pidato itu menjadi salah satu momen penting dalam Sidang Majelis Umum PBB ke-80, yang KTT-nya digagas oleh Prancis dan Arab Saudi.

Pertemuan puncak diawali dengan orasi dari Presiden Prancis, Emmanuel Macron, Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud, dan Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres. Selanjutnya, sejumlah besar pemimpin dunia, termasuk Raja Jordania Abdullah II, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Presiden Brasil Lula da Silva, Presiden Portugal Marcelo Rebelo de Sousa, dan Presiden Prabowo dari Indonesia yang mendapat giliran kelima, menyampaikan pendapat mereka.

Resonansi diplomasi Indonesia

Pidato Prabowo bukan sekadar janji politik, tapi juga simbol bahwa Indonesia tetap konsisten dengan garis diplomasi yang bebas-aktif.

Indonesia hadir bukan hanya sebagai pengamat, tetapi sebagai suara moral yang menyatukan dua kutub yang sedang bertikai.

Dengan menegaskan syarat pengakuan Palestina sebagai pintu untuk mengakui ‘Israel’, Prabowo mengirim pesan kuat: perdamaian sejati hanya lahir dari sebuah keadilan.

 

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *