Trump Berani Janjikan Akhiri Perang Gaza, Akan Temui Netanyahu dan Warga Israel

Slidik.com. Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, menyatakan bahwa AS mungkin akan menghentikan konflik di Gaza, Palestina.

Perang antara Israel dan Hamas di wilayah Gaza masih berlangsung.

Serangan yang dilakukan Israel di Gaza telah mengakibatkan kematian puluhan ribu penduduk, menyebabkan seluruh penduduk wilayah tersebut terpaksa berpindah tempat, serta memicu situasi darurat kekurangan pangan.

Banyak ahli hak asasi manusia, para cendekiawan, serta penyelidikan dari PBB menyatakan bahwa hal tersebut merupakan tindakan genosida.

Pada hari Selasa (23/9/2025) waktu setempat, dalam pertemuan para pemimpin Arab dan Muslim di PBB, Trump menyebutkan mengenai berakhirnya konflik di Gaza.

Read More

Acara ini dihadiri oleh presiden atau menteri luar negeri dari Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Qatar, Turki, Mesir, Yordania, Pakistan, dan Indonesia.

Trump menyebut mereka sebagai “pemimpin hebat dari bagian yang sangat penting di bumi” yang dihormati secara global.

“AS mungkin akan mengakhiri perang Gaza segera,” kata Trump, Selasa, menurut laporan.Arab News.

“Kami berharap dapat mengakhiri perang di Gaza. Kami akan mengakhiri perang tersebut. Mungkin kami bisa menghentikannya sekarang juga,” katanya kepada para pemimpin dan media.

Trump menyatakan, ia akan berjumpa dengan warga Israel, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Kami akan melakukan sesuatu karena ini sudah terlalu lama, dan kami berharap semoga segera berakhir.

“Kami di sini untuk memastikan apakah kami mampu menyelamatkan para tawanan, mengakhiri konflik, dan kembali ke kehidupan di Timur Tengah, yang merupakan kehidupan yang indah, tetapi jauh lebih baik tanpa perang, bukan?” katanya.

Tokoh-Tokoh Dunia Berkumpul dalam Sidang Umum PBB

Para pemimpin dunia berkumpul dalam Sidang Umum PBB dengan latar belakang konflik, perpecahan, dan debat mengenai status negara Palestina, Selasa.

Dalam pidato pembukaannya, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengingatkan para pemimpin dunia bahwa umat manusia telah memasuki “masa yang penuh dengan perubahan mendadak dan kesengsaraan yang tak berkesudahan.”

Mengenai konflik di Gaza, Guterres menyatakan bahwa tidak ada yang dapat membenarkan serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023, dan tidak ada yang dapat mengizinkan hukuman kolektif terhadap penduduk Gaza.

Diberitakan Al Arabiya, Guterres menyatakan bahwa yang diperlukan saat ini adalah gencatan senjata tetap di Gaza dan pengembalian para tawanan.

Guterres menegaskan bahwa anggaran bantuan “menimbulkan kekacauan” saat ia membuka pertemuan tahunan para pemimpin dunia organisasi tersebut, menggambarkan situasi yang gelap dalam tatanan global.

Namun, pengurangan bantuan pembangunan menyebabkan kekacauan. Ini merupakan hukuman mati bagi banyak orang.

“Massa depan yang dirampas bagi semakin banyak lagi,” katanya tanpa menyebut Amerika Serikat, yang bertanggung jawab atas sejumlah pemotongan tersebut.

Hamas Bantah Tuduhan Trump

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dalam pidatinya di Sidang Umum PBB pada Selasa, menyatakan bahwa Hamas menolak melepaskan tawanan yang ditahan di Gaza atau menerima perjanjian gencatan senjata.

Hamas segera menolak tuduhan Donald Trump yang menyebut bahwa kelompok militer Palestina tersebut menghalangi upaya mencapai perjanjian gencatan senjata di Gaza.

Hamas tidak pernah menjadi penghalang dalam mencapai perjanjian gencatan senjata di wilayah Gaza.

“Pemerintah Amerika Serikat, para perantara, dan seluruh dunia mengetahui bahwa pelaku kejahatan perang (Perdana Menteri Israel Benjamin) Netanyahu adalah satu-satunya pihak yang menghalangi segala upaya mencapai kesepakatan,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan, Selasa, dilansirAl Arabiya.

Di sisi lain, otoritas dunia yang terkemuka dalam krisis kelaparan menyatakan bulan lalu bahwa blokade dan serangan Israel yang terus-menerus telah membawa Kota Gaza menuju kondisi kelaparan.

Dikutip dari AP NewsLebih dari 300.000 penduduk telah meninggalkan kota tersebut dalam beberapa minggu terakhir karena Israel memerintahkan warganya untuk berpindah ke wilayah selatan, namun diperkirakan sekitar 700.000 orang masih tinggal di sana, menurut organisasi PBB dan lembaga bantuan.

Tentara Israel menyatakan pasukannya melepaskan tembakan nyata untuk mengusir warga Palestina yang melemparkan batu kepada penduduk sipil Israel dalam “konfrontasi kekerasan” yang menyebabkan satu orang terluka.

Pihak militer Israel mengatakan kejadian tersebut sedang dalam proses pemeriksaan.

Pemimpin milisi Hamas bertanggung jawab atas kematian sekitar 1.200 orang dan penculikan 251 orang dalam serangan pada 7 Oktober 2023.

Sebagian besar tahanan telah dilepaskan melalui perjanjian damai atau kesepakatan lainnya.

Kemudian, Kementerian Kesehatan Gaza mengumumkan bahwa setidaknya 65.382 warga Palestina meninggal dalam perang tersebut, tanpa merujuk pada jumlah penduduk sipil atau pejuang.

Departemen ini merupakan bagian dari pemerintahan yang dijalankan oleh Hamas.

PBB serta berbagai ahli independen memandang angka-angka tersebut sebagai estimasi jumlah korban perang yang paling dapat dipercaya.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *